What I learned from "Inner Bonding" Book
Apa itu inner bonding?
Yang dimaksud dengan inner bonding disini adalah bagaimana hubungan antara pikiran dengan perasaan. Pikiran sering dikaitkan dengan peranan sebagai orang dewasa, yaitu tentang bagaimana kita berpikir secara rasional. Sedangkan perasaan, sering dikatakan sebagai "anak kecil" yang berada di dalam diri orang dewasa atau yang disebut sebagai inner child. Ketika kita memiliki hubungan yang baik antara pikiran dan perasaan, maka kita akan terbebas dari konflik. konflik ini terjadi biasanya ketika kita tidak dapat menyeimbangkan antara pikiran dan perasaan. Contohnya adalah ketika ada orang yang bekerja terlalu keras, hingga mengabaikan perasaan bahwa ia lelah, butuh istirahat, dan lain-lain. Akhirnya banyak konsekuensi negatif yang muncul seperti menjadi marah-marah tanpa alasan ke orang-orang di sekitarnya, merasa kita sudah berjuang mati-matian dan menuntut orang lain melakukan hal yang sama, yang pada akhirnya dapat menciptakan konsekuensi yang lebih buruk lagi, yaitu membuat orang-orang di sekitarnya menjadi menjauh, termasuk orang-orang yang ia sayangi dan menyayanginya. Padahal inti masalahnya adalah berada pada diri dia sendiri dan bukan karena orang lain.
Bagaimana cara menyeimbangkan antara pikiran dan perasaan?
Menurut Dr. Margaret Paul, sederhananya, dapat diawali dengan melakukan langkah-langkah seperti berikut:
- Aware -- kita harus sadari terlebih dahulu adanya konflik tersebut yang membuat kita tidak nyaman.
- Acknowledge -- ketahui bahwa kita memiliki pilihan, mau mengabaikan dan tidak memerdulikan perasaan kita atau sebaliknya.
- Recognize -- mengetahui bahwa setiap pilihan ada konsekuensi yang menyertainya, ntah itu konsekuensi positif ataupun negatif.
Contohnya pada kasus orang yang terlalu bekerja keras tadi, ketika orang tersebut mulai merasa sudah tidak mampu ataupun sudah merasa tidak nyaman, orang tersebut harus sadar bahwa ia sebetulnya memiliki pilihan, yaitu antara memilih untuk mau terus membuat diri sendiri merasa tersiksa dengan pekerjaan atau memilih untuk beristirahat. Pilihan untuk beristirahat mungkin bagi sebagian orang membuat diri mereka terlihat lemah, padahal menurut saya pribadi, hal ini membuat orang tersebut terlihat bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.
Mungkin untuk sebagian orang, hal ini adalah hal yang sederhana dan mudah sekali untuk dilakukan. Tapi tidak untuk orang yang memang kesulitan untuk mencintai dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena mereka memiliki false beliefs terhadap diri mereka sendiri, seperti merasa tidak berharga, tidak layak dicintai, tidak layak untuk bahagia, maupun merasa tidak kompeten. Oleh karena itu mereka secara tidak sadar memaksa diri sendiri untuk bekerja lebih agar mendapatkan "kebahagiaan" yang mereka cari. Disinilah peranan dari inner bonding itu sendiri, menghilangkan false beliefs yang membuat kita merasa takut dan membuat kita mengorbankan diri sendiri agar mendapatkan "penghargaan" yang kita butuhkan. Yang pasti ini bukan merupakan hal yang mudah dilakukan, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Ketika berhasil, kita akan dapat menerima dan mencintai diri sendiri seutuhnya. Dengan begitu, kita dapat dengan mudah juga untuk mencintai orang lain.
Seperti layaknya orang tua dan anak, pikiran, yang berperan sebagai orang tua, bertanggung jawab untuk mengasuh anak, dimana disini adalah perasaan atau inner child yang ada di dalam diri orang dewasa. Orang tua disini bertugas untuk mendengarkan apa yang anak rasakan atau butuhkan serta melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan si anak. Hal ini bukan berarti orang tua harus melakukan semua yang diinginkan anak. Orang tua dapat berpikir serta mengambil keputusan mana yang terbaik bagi si anak maupun orang tua. Contohnya ketika anak ingin tetap tidur meskipun sudah waktunya untuk bekerja, orang tua tidak serta merta menuruti keinginan anak tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah contohnya memahami kenapa si anak masih ingin tetap tidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Setelah memahami penyebabnya, yaitu karena kemarin malam tidur terlalu larut dan menyebabkan si anak masih membutuhkan istirahat, maka orang tua dapat mengambil tindakan dengan tidur tepat waktu di kemudian hari dan solusi lainnya untuk mengatasi masalah kelelahan tersebut. Tindakan ini menunjukkan seberapa peduli dan sayangnya orang tua terhadap anak, karena hal itu yang benar-bener anak butuhkan.
Dialog antara anak dan orang tua seperti ini perlu agar semakin jelas pilihan solusi yang kita punya serta solusi terbaik apa yang bisa kita ambil yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Terkadang kita sering memiliki "perdebatan batin" seperti misalnya kita sudah paham sekali bahwa makan makanan bergizi itu penting, tapi pada akhirnya kita tetap memilih untuk memakan makanan junk food. Dengan berdialog seperti menanyakan kepada inner child kita, kenapa kita tidak memilih makanan bergizi, kemudian misalnya diperoleh jawaban yaitu karena makanan bergizi tidak terlalu enak dan tidak membuat si anak berselera. Sebagai orang tua, kita bisa berupaya untuk membuat makanan bergizi menjadi enak, ataupun kalau dirasa terlalu sulit, bisa dimulai dari bernegosiasi seperti boleh memakan junk food seminggu sekali dan lain sebagainya yang dapat menguntungkan pihak orang tua dan anak. Yang terpenting disini adalah kita mau mendengarkan dan memahami apa yang benar-benar dibutuhkan anak. Setelah itu orang tua dapat memikirkan solusi serta melakukan tindakan yang terbaik untuk kedua pihak.
What I learned from "Inner Bonding" Book
Reviewed by lidya
on
September 13, 2022
Rating: 5